Tangis Pecah di Acara Family and Society Gathering

WhatsApp Image 2018-04-17 at 4.07.37 PM.jpegAIR MATA PENYESALAN : Salah satu orang tua merangkul anaknya sambil menangis dalam kegiatan Family and Society Gathering di LPKA Kelas I Blitar (17/4).

BLITAR – Suasana mengharu biru mewarnai kegiatan Family and Society Gathering (FSG) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Blitar hari ini (17/4). Baik orang tua maupun Anak Didik Pemasyarakatan (ADP) tak mampu membendung air matanya. Bahkan, Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim juga terbawa suasana.

Bertemu dengan orang tua mungkin jadi hal yang biasa bagi sebagian besar anak Indonesia. Namun, hal tersebut jadi peristiwa langka bagi para ADP di LPKA Kelas I Blitar. Apalagi sampai harus membasuh dan mencium kaki orang tuanya. Sehingga pantas jika para peserta menangis.

Termasuk yang dialami ADP bernama Tole (bukan nama sebenarnya). Dia dan ibunya, Ani nampak menangis sejadi-jadinya. Wajah keduanya memerah. Air mata keduanya tumpah. Ani mencoba tegar dengan memegang mulutnya dengan kedua tangannya. Sesekali kepalanya menggeleng. Tanda tak percaya bahwa yang didepannya adalah anaknya dengan segala perubahannya. “Wes tobat toh le?” Tanya Ani kepada anaknya sambil terisak.

Tangisan keduanya berlangsung cukup lama. Tole belum mampu menjawab pertanyaan ibundanya. Selain menangis, keduanya tampak saling memeluk sesaat setelah Tole mencium kaki sang ibunda. “Buk, mohon maaf, selama ini Tole cuma buat susah ibuk,” jawab Tole sambil terisak.

Apa yang dilakukan Tole dan Ani itu hapir sama dengan peserta lainnya. Mayoritas orang tua dibuat terharu dengan langkah yang diambil anak-anak mereka. Begitu juga bagi ADP, suasana ini seolah menjadi ajang pertaubatan bagi mereka.

Usai acara, Ani mengaku begitu terharu dengan momen tersebut. "Selama hidup, anak saya tidak pernah membasuh kaki saya, " ucap perempuan asal Sidoarjo itu. Tak pelak, Ani mengaku sangat bersyukur bisa hadir dalam acara ini. Dia mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara dan memberikan apresiasi positif. Dan yang paling penting adalah dia berharap anaknya bisa kembali menjadi anak yang berguna dan bermanfaat usai menjalani pembinaan di LPKA Kelas I Blitar.

Sebelumnya, Kakanwil dalam sambutanya mengingatkan ADP agar bertaubat. Anak-anak harus memohon ampun kepada orang tua. Dengan membasuh dan mencium kaki orang tuanya. Cium pipi kanan-kirinya. Agar ada restu dan didoakan menjadi warga yang terbaik. “Karena, tidak ada orang tua yang berharap anaknya harus dititipkan di LPKA. Mereka membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang,” ujar Kakanwil.

Kakanwil juga meminta agar momen ini diJadikan sebagai musibah yang terakhir. Jangan mengulangi perbuatan lagi. Di sisi lain, Kakanwil berharap orang tua bisa memberikan ridho dan mendoakan anak-anaknya.

Karena masalah yang menimpa anak-anak bukan sepenuhnya kesalahan Anak. Orang tua dan lingkungan juga harus berperan mengembalikan kondisi sang Anak. “Mari kita doakan agar Anak menjadi generasi penerus bangsa yang terbaik. Tetap ceria meraih asa, karena kami ada,” tuturnya.

Acara tersebut digelar serentak secara nasional. Sekaligus memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kegiatan Membasuh Kaki Ibu secara Serentak di Lokasi Terbanyak oleh Anak Didik Pemasyarakatan. (Humas Kanwil Jatim)

Foto Lainnya >>

WhatsApp Image 2018-04-17 at 3.32.54 PM.jpegWhatsApp Image 2018-04-17 at 3.32.52 PM.jpegWhatsApp Image 2018-04-17 at 3.32.47 PM.jpegWhatsApp Image 2018-04-17 at 3.32.45 PM.jpegWhatsApp Image 2018-04-17 at 3.32.43 PM.jpegWhatsApp Image 2018-04-17 at 3.32.40 PM.jpegWhatsApp Image 2018-04-17 at 3.32.33 PM.jpegWhatsApp Image 2018-04-17 at 3.32.24 PM.jpegWhatsApp Image 2018-04-17 at 3.32.11 PM.jpeg


Cetak   E-mail