JAKARTA - Hari kedua pelaksanaan Rakor Penegakan Hukum Imigrasi kedatangan tamu istimewa, beliau adalah Hermawan Kertajaya seorang pakar pemasaran dan presiden dari World Markerting Association (WMA). Kehadiran Hermawan tentu akan memberikan wawasan kepada peserta Rakor untuk menambah ilmu tentang dunia pemasaran dan revolusi 4.0
Kegiatan yang dihelat sore hari (13/12) tadi di Hotel Borobudur, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Rakor yang tidak hanua diisi dengan materi seputar Keimigrasian, namun sisi lain dari isu-isu aktual terkait ekonomi global menjadi bagian dari materi rakor. Hermawan bertutur Lanskap pemasaran sudah berubah dengan hadirnya teknologi digital yang mengembuskan angin perubahan di mana-mana serta mengusung sifat disruptive. Orang-orang saat ini bisa menggunakan teknologi itu untuk kebaikan alias tech for good atau untuk kejahatan alias tech for bad. Demikian juga dengan pemasaran. Pemasaran pun mau tidak mau kudu mengadopsi teknologi tanpa harus meninggalkan nilai-nilai.
Sebab itu, semangat Marketing 3.0, pemasaran yang mengusung nilai-nilai, etika, dan human spirit harus menjadi landasan. Meski dunia makin digital, tapi yang non digital atau konvensional tidak serta merta ditinggalkan. Sebab itu, perlu ada integrasi antara online dan offline. Inilah konteks munculnya Marketing 4.0, hal ini selaras dengan program Menteri Hukum dan HAM dimana revolusi digital 4.0 menuntut digitalisasi di setiap lini, inovasi teknologi dan keterbukaan informasi menjadi suatu keharusan agar kira tidak tertinggal dari negara lain. Hermawan juga berharap Imigrasi sebagai palang pintu utama penjaga kedaulatan negara dapat berperan aktif mengedepankan teknologi, dan revolusi digitalisasi di setiap tugas dan fungsinya, Asia merupakan market terbesar dunia saat ini dan sudah saatnya Asia untuk maju, Imigrasi memiliki peranan dalam mengatur arus keluar masuknya perubahan itu, tutup Hermawan. (Humas Kemenkumham Jatim)
