SURABAYA - UPT Keimigrasian yang ditunjuk masuk dalam strategi nasional pencegahan korupsi (Stranas PK) punya tantangan yang lebih dalam pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju WBK/ WBBM. Untuk itu, Staf Ahli Menkumham Bidang Politik dan Keamanan Y Ambeg Paramarta meminta agar tim pembangunan ZI bisa solid. Baik internal maupun dalam hal kolaborasi dengan instansi lain.
Hal itu diungkapkan Ambeg saat memberikan penguatan kepada tim ZI dari Kanim Kelas I Khusus Surabaya dan Kanim Kelas I Tanjung Perak pagi ini (23/7). Pada kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kanim Surabaya itu, Ambeg mendapat pertanyaan dari Kabag TU Kanim Kelas I Khsusus Surabaya Habiburrohman. Terkait bagaimana kiat agar pembangunan ZI di TPI bisa berjalan dengan baik.
Ambeg pun mengungkapkan bahwa tujuan penunjukan UPT Stranas PK adalah untuk mempercepat pembangunan ZI di titik-titik rawan. "Termasuk bandara dan pelabuhan, yang selama ini menjadi gerbang lalu lintas WNI maupun WNA," ujarnya.
Ambeg menjelaskan bahwa tantangan membangun ZI di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di bandara maupun pelabuhan lebih besar. Seperti diketahui bahwa Kanim Kelas I Khusus Surabaya memiliki wilayah kerja di Bandara Internasional Juanda. Sedangkan Kanim Kelas I Tanjung Perak memiliki wilayah kerja di Pelabuhan Tanjung Perak. "Berbeda dengan lapas yang punya kewenangan penuh, di TPI, Kanim juga bergantung dengan instansi lain," ujarnya.
Memang, baik di bandara maupun pelabuhan, terdapat instansi lain yang juga terlibat dalam pelayanan publik. Seperti bea cukai, angkasa pura maupun syah bandar. "Semua harus aktif kolaborasi dan sinergi. Karena saling terkait. Harus ada proses integrasi perubahan sehingga jalannya bersamaan," urainya.
Ambeg kembali menekankan bahwa keberhasilan pembangunan ZI ti TPI sangat bergantung dari instansi lain. Meski begitu, ambek tetap mewanti-wanti agar secara internal tim pembangunan ZI di Kanim Surabaya dan Tanjung Perak harus solid. Dia pun membagikan kunci keberhasilan dan strategi pembangunan ZI. (Humas Kemenkumham Jatim)
