Bukan Adu Dalil, Petugas Lapas Surabaya Gunakan Pendekatan Kemanusiaan Untuk Lunakkan Hati Napiter

WhatsApp_Image_2020-03-21_at_12.22.48.jpeg

SIDOARJO – Relatif sulit melunakkan hati para narapidana khusus apalagi kasus terorisme. Namun, pihak Lapas Kelas I Surabaya punya cara sendiri untuk mengembalikan dua napiter, Anton Labbase dan Kasim Khow, ke pelukan ibu pertiwi. Alih-alih adu dalil, petugas lapas lebih memilih menggunakan pendekatan kemanusiaan. Menyentuh hati para napiter.

Hal itu disampaikan Kasi Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Porong, Bambang Sugianto. Pria yang selama ini memang dikenal dekat dan spesialis menangani napiter itu mengungkapkan bahwa pihaknya langsung memberikan perhatian kepada Anton dan Kasim saat pertama kali pindah ke Porong pada 11 Maret 2020 lalu. “Kami langsung lakukan intervensi secara sosial,” ujar Bambang.

Wujud intervensi yang dilakukan petugas adalah melakukan pendekatan dengan mengadakan diskusi kecil. Keduanya sering diajak berkomunikasi. Bahkan, Bambang memberi mereka buku-buku tentang pemahaman jihad dan seputar terorisme. “Buku yang saya berikan harus dibaca dan keesokan harinya kita gelar diskusi,” tuturnya.

Tak jarang, jika ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh Bambang, dia bertanya kepada napiter yang terlebih dahulu kepada NKRI seperti Asep Jaya, Umar Patek atau bahkan menghubungi Ali Imron, Abu Fida hingga Abu Tholut. “Napiter yang sudah NKRI kerap memberikan suntikan semangat, sehingga mereka semakin mantap,” terangnya.

Dan satu lagi metode yang tak kalah efektifnya adalah dengan menyentuh hati keduanya. Bambang memberikan kesempatan kepada keduanya untuk melakukan panggilan video kepada keluarganya. Baik Anton maupun Kasim tak kuasa menitikkan air mata saat melihat keluarganya dari layar smartphone milik Bambang. “Saya bilang ke mereka, kalau mau segera bertemu keluarga ya harus ikut aturan, kembali ke NKRI,” urai Bambang.

Sekitar sepekan atau pada 17 Maret 2020, keduanya menghampiri Bambang dan menyatakan siap menyatakan ikrar kembali ke NKRI. Keduanya pun sudah mau melaksanakan ibadah bersama warga binaan lain di masjid lapas. Bahkan, Kasim yang masih lajang itu mempunyai keinginan agar mendapatkan jodoh warga Porong. “Kalau bisa saya mendapat jodoh dari sini, yaitu istri yang bisa memberi pemahaman saya untuk tetap NKRI,” harap Kasim. (Humas Kemenkumham Jatim)

Foto Lainnya>>

WhatsApp_Image_2020-03-21_at_12.22.47.jpeg

Foto Lainnya>>

Cetak