SURABAYA – Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) kembali menggelar kuliah umum pada hari ini (04/12), dengan tema membangun kesadaran mahasiswa untuk mewujudkan peradaban bangsa ramah HAM. Dalam paparannya, Wakil Menteri HAM mengajak mahasiswa untuk berpikir kritis menghadapi berbagai persoalan bangsa.
Acara yang dihadiri oleh Rektor Unitomo Prof. Siti Marwiyah, Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Mugiyanto Sipin, serta sejumlah mahasiswa dan civitas akademika Unitomo ini bertujuan untuk mengangkat isu penting terkait HAM di Indonesia.
Dalam sambutannya, Prof. Siti Marwiyah menyampaikan rasa bangganya terhadap salah satu mahasiswanya yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri HAM.
“Saya merasa sangat bangga karena salah satu mahasiswa kami di Unitomo kini diberikan amanah sebagai Wakil Menteri HAM,” ujarnya
Selanjutnya dirinya menyampaikan bahwa persoalan HAM merupakan sesuatu yang sangat penting, karena di pembukaan UUD 1945 pun telah banyak dibahas tentang HAM.
“Oleh karena itu, hari ini kita bersama-sama mennyelenggarakan kegiatan kuliah umum untuk membahas hal tersebut,” ujarnya
Prof. Siti juga menyinggung tragedi 1998 sebagai momen penting dalam sejarah pelanggaran HAM di Indonesia.
“Pada saat tragedi 98, pak Wakil Menteri HAM adalah salah satu korban pelanggaran HAM. Karenanya, ketika beliau diamanahkan sebagai Wakil Menteri HAM sekarang, sudah merupakan keputusan yang tepat dari Presiden Prabowo. Tentunya beliau bisa menyelesaikan berbagai persoalan HAM yang tak pernah tuntas selama ini. Salah satu langkah konkritnya adalah pembentukan pengadilan adhoc HAM untuk menyelesaikan berbagai pelanggaran HAM masa lalu,” tambahnya.
Lebih lanjut, Prof. Siti menaruh harapan semoga kegiatan hari ini dapat terlaksana dengan baik.
“Saya berharap seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik sebagai tambahan ilmu sebagai bekal bagi mahasiswa,” tutupnya.
Sementara itu, Wakil Menteri HAM Mugiyanto Sipin menyampaikan paparan materi yang menyoroti peran Unitomo sebagai universitas kebangsaan dan kerkayatan.
“Unitomo ini merupakan universitas kebangsaan dan kerkayatan, ini merupakan hal yang membanggakan,” ujar Mugiyanto mengawali sambutannya.
Mugiyanto menekankan pentingnya HAM dalam konstitusi Indonesia, hal ini dibuktikan dengan begitu banyaknya materi HAM dalam UUD 1945.
“Dalam konstitusi, HAM merupakan materi yang paling banyak diatur sehingga pembentukan KemenHAM ini merupakan perwujudan dari tanggung jawab tersebut,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pelanggaran HAM yang tidak hanya terjadi di masa lalu, namun juga penting untuk memastikan pemenuhan HAM di masa mendatang agar tidak terjadi pelanggaran di kemudian hari.
“Pelanggaran HAM tidak hanya masa lalu saja, tapi yang terpenting adalah pemenuhan HAM di masa mendatang agar tidak terjadi pelanggaran HAM di masa depan,” tutur Mugiyanto.
Sebagai penutup, Mugiyanto mengajak para mahasiswa untuk melihat jejak-jejak sejarah yang menunjukkan peran luar biasa mahasiswa dalam setiap perubahan.
“Saya mengajak mahasiswa untuk terus berpikir kritis dan menyampaikan kritiknya ketika pemerintah melakukan sebuah kebijakan yang salah. Sampaikan kritik saja tanpa perlu berpikir memberikan solusinya, biarlah kami sebagai pemerintah yang memberikan solusi atas kritik yang kalian sampaikan,” tegasnya.
Kegiatan kuliah umum ini diharapkan dapat menjadi wadah edukasi dan diskusi konstruktif mengenai HAM, serta memperkuat komitmen bersama dalam menjaga dan menegakkan hak asasi manusia di Indonesia. (Humas Kemenkumham Jatim)