SURABAYA - Sebagai instansi pembina notaris di wilayah, Kanwil Kemenkumham Jatim terus berupaya menjaga kekompakan para pejabat publik itu. Salah satunya dengan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan seluruh stakholder di bidang kenotariatan, Kamis (11/7).
"Kami ingin memperkuat sinergitas dan kolaborasi antara Kanwil Kemenkumham Jatim, majelis pengawas, serta organisasi profesi notaris," ujar Kadiv Yankumham, Dulyono yang membuka kegiatan bertema Strategi Pembinaan Notaris di Jawa Timur itu.
Selain itu, kegiatan yang digelar di Aula Raden Wijaya itu dimaksudkan juga untuk mewujudkan integritas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas dan jabatan notaris. Mengingat, lanjut Dulyono, pentingnya peran notaris dalam masyarakat.
"Nantinya kami sekaligus mengajak notaris untuk menyusun strategi yang efektif untuk mengatasi isu-isu negatif dan provokatif yang dapat menimbulkan miskomunikasi dan merugikan kepentingan kementerian maupun organisasi profesi notaris," tegasnya.
Dulyono juga menekankan pentingnya kolaborasi yang baik antar pihak terkait. Sehingga dapat memastikan agar notaris dapat menjalankan tugasnya dengan profesional dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Dengan jumlah 3.028 orang notaris di Jawa Timur, sangat penting untuk membangun sinergi dan kolaborasi dengan organisasi profesi notaris agar pembinaan yang dilakukan dapat lebih masif dan efektif," tambahnya.
Kegiatan FGD ini diharapkan dapat menghasilkan daftar inventarisasi masalah yang nantinya dapat dibawa pada saat rapat koordinasi. Selanjutnya, para notaris di Jawa Timur dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, demi kemajuan bangsa dan negara.
Hadir dalam kegiatan ini Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Notaris Indonesia Jawa Timur, Isy Karimah Syakir, seluruh Ketua Majelis Pengawas Daerah (MPD) se-Jawa Timur, dan seluruh Ketua Pengurus Daerah (Pengda) INI se-Jawa Timur. Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dan koordinasi, sekaligus pelantikan anggota Majelis Pengawas Wilayah (MPW) yang baru. (Humas Kemenkumham Jatim)
