SURABAYA - Ada yang menarik dari pelaksanaan Layanan Kumham Bergerak dan Berdampak 2024, Minggu (4/8). Booth Pameran Layanan Produk Warga Binaan Pemasyarakatan mendadak diserbu Pengurus Wilayah Ikatan Notaris Indonesia (INI) se-Jatim dan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT). Ada apa?
"Hari ini para notaris dan PPAT memborong produk-produk warga binaan, kami sempat kaget namun sangat berterima kasih atas apresiasi tinggi yang diberikan kepada hasil karya warga binaan kami," ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim, Heni Yuwono.
Heni mengatakan bahwa langkah notaris ini adalah contoh konkrit bentuk dukungan moril dan materiil terhadap warga binaan yang sedang menjalani masa pembinaan di lapas/ rutan.
"Karena dengan membeli produk karya warga binaan, sama saja menyuntikkan moral positif kepada mereka," terang Heni.
Heni pun berharap langkah yang dimotori Ketua Pengwil INI Jatim Isy Karimah Syakir itu bisa menular ke kelompok masyarakat yang lain.
"Hari ini penjualan hampir Rp 10 juta hanya dalam waktu tiga jam pameran, belum lagi pengda INI Malang juga pesan 200 tas senilai Rp 20 juta, tentunya dukungan ini sangat berarti," urai Heni.
Para Notaris dan PPAT yang hadir dari berbagai daerah seperti pengda INI/IPPAT, Malang (bu Arni, Edwun Subarkah, Erwun Suhardiman beserta rombongan dan Situbondo, Lumajang, Nganjuk, Situbonda, Madiun dan Sidoarjo.
Selain jajaran pengda INI/IPPAT, nampak pulah hadir Bu Siti Anggraenie Hapsari mantan Ketua Pengwil INI Jatim Periode 2019-2023 bersama para Notaris antusias melihat kerajinan batik hasil katya Warga Binaan Pemsyarakatan di booth Pameram Hasil Produk WBP yang diinisiasi Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jatim.
Wanita yang akrab disapa Bunda SAH mengungkapkan Batik tulis hasil karya WBP ini secara kualitas sangat baik, detail, corak dan warnanya memiliki ciri khas tersendiri.
"Batik tulis ini sudah sangat layak untuk dikomersilkan, tidak.kalah dengan batik tulis yang telah kita kenal, Saya tidak menyangka Warga Binaan Pemasyarakatan yang ada di dalam Lapas/Rutan mampu membuat mahakarya sebaik ini," tuturnya.
Senada dengan Siti, Kadiv Yankumham Dulyono mengapresiasi inovasi hasil karya WBP ini.
"Ke depan kami akan mendorong pemasaran produk ini dan mendaftarkan Paten sehingga memiliki legalitas yang jelas sebelum dipasarkan lebih banyak," urainya.
Sementara Kadiv Pemasyarakatan Asep Sutandar menambahkan bahwa terdapat beberapa Satuan Kerja yang fokus dengan produk batik tulis ini, Lapas I Malang, Lapas IIA Bojonegoro dan Rutan Sumenep jadi pemasok utama pada pameran kali ini.
Dia menambahkan ke depan Seksi Kegiatan Kerja pada satker Lapas/ Rutan akan didorong untuk lebih memberikan atensi pada program pembinaan pembuatan batik.
"Kami akan menggandeng stakeholder yang mampu memberikan pelatihan membatik kepada WBP," tutupnya. (Humas Kemenkumham Jatim)