SEKJEN KEMENKUMHAM : TUMBUHKAN RASA BAHAGIA MELAYANI

sekjen

Bahagia dalam melayani menjadi sesuatu yang harus ditumbuhkan oleh setiap pegawai di jajaran Kementerian Hukum dan HAM, karena dengan menumbuhkan rasa bahagia maka kita akan selalu bersemangat dalam memberikan pelayanan kepada publik. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal kementerian Hukum dan HAM RI, Bambang Rantam Sariwanto saat memberikan pengarahan pada Jumat (12/05) pagi di Kanwil Kemenkumham Jatim.

Dalam pengarahan yang dihadiri Kabiro Kepegawaian, Plt. Kakanwil Kemenkumham Jatim, para kepala divisi dan Ka UPT di lingkungan Kanwil Jatim, Sekjen menjelaskan rasa bahagia melayani itu sangat penting karena dengan begitu orang lain pun akan turut senang. Bila kita tidak bahagia dalam melayani, maka akan berakibat pada persoalan yang terus menerus datang. “Ini sudah menjadi standar kita. Munculkan rasa kebanggan bahwa kita siap untuk melayani. Kita bahagia, maka orang yang dilayani akan bahagia,” terangnya.

Selain itu Bambang juga menjelaskan terkait situasi yang saat ini tengah dihadapi bersama, menurutnya ada beberapa kondisi yang dapat menjadi persoalan bila tidak segera disikapi. Yaitu Ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan yang tinggi, Kapasitas dan kompetensi pegawai yang tidak merata dan Bisnis proses. “Artinya, bicara e-gov tidak lepas dari ekspektasi masyarakat yang selalu ingin semua serba cepat. Dan bila bisnis prosesnya tetap lama, panjang dan berbelit-belit maka akan percuma walaupun telah menggunakan IT untuk mendukung program dan pelayanan kita,” urainya.

Kondisi yang dihadapi lainnya adalah Keterbatasan sarana dan prasaran, Arus informasi media yang begitu cepat serta sanksi hukuman disiplin yang berat. “Perlu diingat proses pemberian hukuman terhadap sebuah permasalahan tetap berjalan, namun proses pembinaan juga tidak boleh berhenti,” tegasnya.

Dari persoalan-persoalan tersebut maka ada beberapa hal yang dapat menjadi acuan untuk kita melangkah. Antara lain, Briefing sebelum memulai setiap pekerjaan, Antisipasi terhadap program dan kegiatan layanan, Mendiskusikan hari perhari tentang layanan, Pengendalian dan pengawasan SOP dilakukan, Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal terhadap pelaksanaan tugas.

Memberikan simulasi kepada para staf terhadap pelayanan yang beresiko juga menjadi salah satu cara yang efektif untuk menghadapi persoalan. Contohnya, saat ada komplain terhadap layanan, maka lakukan simulasi, dimulai dari bagaimana menerima hingga menyelesaikannya. “Semakin sering dilakukan maka akan menjadi kebiasaan bagi pelaksana, sehingga saat terjadi permasalahan akan cepat dan tanggap untuk menyelesaikannya.

Dan yang terakhir adalah bersyukur atas apapun yang terjadi dan menekan gaya hidup yang tinggi. (humas)


Cetak   E-mail