Jelang Lebaran, Kue Kering Lapas Blitar Banjir Orderan

WhatsApp Image 2018-06-17 at 6.49.04 AM (13).jpegBANJIR ORDER : Para WBP membuat kue kurma coklat di Dapur Lapas Kelas IIB Blitar pagi ini (12/6).

BLITAR - Warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIB Blitar bisa tersenyum lebar pada lebaran kali ini. Pasalnya, usaha pembuatan kue kering yang mereka gagas akhir-akhir ini banjir orderan.

Tangan-tangan terampil itu dengan cekatan mengaduk adonan kue dalam baskom besar. Satunya lagi sibuk menata bola-bola coklat di loyang untuk kemudian dimasukkan ke dalam oven. Canda tawa sesekali terdengar dari mulut Bunga (bukan nama sebenarnya), salah satu WBP Lapas Kelas IIA Blitar. Ya, siang tadi (12/6), belasan WBP sibuk di dapur. Alih-alih bermalas-malasan, kondisi badan lemas karena puasa malah membuat mereka semangat membuat kue kering untuk paket lebaran. Mereka tergabung dalam kelompok kerja Lapas Blitar (Lastar) Cookies. "Ini kue pesanan bapak Bupati Blitar, jadi kami buat spesial," ujar pembimbing kegiatan kerja Lastar Cookies, Lilik Muktiasih.

Lilik yang juga menjabat sebagai Kaur Umum di Lapas Blitar mengungkapkan, usaha ini lahir atas ide dari Kalapas Blitar Rudi Sarjono. Sejak dilahirkan pada awal Ramadan tahun ini, Lastar Cookies sudah kebanjiran order dari beberapa instansi pemkab Blitar. Termasuk Bupati Blitar juga tertarik memesan kue yang seluruh pembuatannya ditangani WBP itu. Memang, kue buatan WBP Lapas Blitar tergolong unik. Ada kurma coklat, bola-bola coklat, roti kelapa, putri salju, abon. "Soal rasa, kami ada garansi, kalau tidak enak bisa dikembalikan," jelasnya.

Sedangkan Bapak Rudi mengakui bahwa kegiatan ini untuk mendukung program one prison, one product yang digagas Kadivpas Kanwil Kemenkumham Jatim Krismono. Diharapkan, dengan kegiatan ini para WBP bisa punya keahlian, dan bisa mandiri saat keluar Lapas di kemudian hari. "Kalau mereka keluar dari sini dan bisa mandiri, bikin usaha cookies sendiri, tentunya mereka tidak akan melakukan tindakan kriminal lagi, kami akan sangat bangga," tutur Bapak Rudi.

Karena tujuan utamanya adalah untuk pembinaan, harga untuk setiap kotaknya relatif lebih murah. Untung yang didapat dari penjualan kue tersebut sebagian akan dibagikan untuk WBP yang ikut bekerja. Sisanya disetorkan ke kas negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). "Dengan begini, kesan narapidana sebagai penyakit masyarakat pun bisa dihilangkan," harapnya. (Humas Kemenkumham Jatim)

Foto Lainnya >>

WhatsApp Image 2018-06-17 at 6.49.04 AM (14).jpegWhatsApp Image 2018-06-17 at 6.49.04 AM (15).jpegWhatsApp Image 2018-06-17 at 6.49.04 AM (16).jpeg

Cetak   E-mail