MALANG - Sinergitas dengan berbagai lembaga negara maupun swasta terus digalakan Kanwil Kemenkumham Jatim. Hari ini (31/8) pihak Kanwil melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemkot Batu.
MoU tersebut ditandatangani di Lapas Kelas I Malang pagi ini. Kakanwil Kemenkumham Jatim Susy Susilawati hadir bersama Kadiv Administrasi Wisnu Nugroho Dewanto dan Kadiv Pemasyarakatan Anas Saeful Anwar. Para Pimti Pratama disambut langsung Kalapas Malang Farid Junaedi dan para Kepala UPT se-Jatim. Tamu spesial yang juga hadir dalam kegiatan tersebut adalah Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan Bupati Malang Rendra Kresna. Serta jajaran Forkopimda Pemkot Batu dan Pemkab Malang.
Dalam kegiatan tersebut, Kakanwil dan Wali Kota Batu saling membubuhkan tanda tangannya dalam nota kesepahaman kerja sama. Dalam perjanjian tersebut, Pemkot Batu dan Kanwil Kemenkumham Jatim sepakat untuk bersama-sama melakukan pengembangan, pemasaran, dan distribusi produk pembinaan unggulan karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pada Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan di Wilayah Jawa Timur.
Hal-hal yang menyangkut tindak lanjut Kesepakatan Bersama ini diatur secara rinci dalam Perjanjian Kerja Sama tersendiri dan/atau dibuat oleh Pejabat yang membidangi dari masing-masing pihak.
Ibu Susy mengungkapkan, penandatanganan MoU dengan Pemkot Batu akan sangat membantu Lapas/ Rutan dalam memasarkan produknya. Selama ini, pihak Lapas/ Rutan memang kesulitan dalam mendistribusikan produk yang merupakan hasil karya WBP. "Padahal, secara kualitas, produk kami tidak kalah dengan yang ada di pasaran. Secara kuantitas, kami juga mampu memproduksi dalam jumlah besar. Mengingat sumbar daya yang ada juga besar," jelasnya.
Apalagi, Kota Batu sebagai Kota Wisata pasti menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Baik domestik maupun mancanegara. Dengan begitu, produk yang dipasarkan di Batu pasti akan lebih cepat dikenal. "Semoga aplikasi di lapangan bisa berjalan lancar dan hasilnya bisa menguntungkan pihak-pihak yang terlibat," harapnya. (Humas Kemenkumham Jatim)
