UPT Malang Buat Staf Khusus Menkumham Terpukau

 WhatsApp_Image_2020-08-12_at_08.59.16_1.jpeg

MALANG - Usai mengunjungi UPT korwil Surabaya, Staf Khusus Menkumham Bidang Transformasi Digital Fajar Lase melanjutkan kegiatan ke wilayah Malang sore hingga malam kemarin (12/8). Dia terpukau melihat banyaknya inovasi dari UPT di kota apel itu.

Diterima oleh Kakanim Ramdhani dan jajaran, Fajar berkeliling sebelum memberi penguatan. Beberapa kali Fajar juga mencoba barcode layanan menggunakan ponsel pribadinya. Dalam penguatannya Fajar mengapresiasi perubahan yang terjadi pada Kanim Malang. "Kami surprise sekali, karena semakin baik perubahannya," pujinya.

Selanjutnya rombongan stafsus bergeser ke Bapas Malang. Sebelum penguatan, Kabapas Malang Sugandi memaparkan progres pada UPT yang dipimpinnya. Perbaikan penambahan dan perubahan telah dilakukan baik itu yang sifatnya internal maupun eksternal atau untuk masyarakat. "Di era pandemi ada dua program yang kami lakuka yaitu call center dan layanan terpadu. Kami juga menggandeng Himpsi (Himpunan Psikologi Indonesia) yang sudah berjalan dengan program Curhat Yuk," terangnya.

Sementara itu Fajar mengatakan bahwa Bapas menjadi salah satu satker yang bisa meraih predikat WBK. "Kita ingin Bapas menjadi salah satu satker yang meraih WBK," ujarnya.

Mengakhiri kunjungan di wilayah Malang, stafsus memberi penguatan di Lapas Malang. Kalapas Malang Agung Krisna mengatakan bahwa terbentuknya pokja merupakan hasil dari seleksi yang ketat. Harapannya kerja tim semakin maksimal. Karena menurutnya, pola pikir dan budaya kerja sangat berpengaruh terhadap pelayanan. "Caranya dengan membangun sistem yang mengurangi peluang adanya hal yang tidak diinginkan," jelasnya.

Sementara itu Fajar Lase mengatakan bahwa salah satu indikasi bahwa satker itu telah WBK dan menuju WBBM adalah banyak SOP yang diadopsi oleh instansi lain. Nah, inovasi yang dibuat Lapas Malang sudah banyak keunggulan. Dan inovasi yang telah dibuat ketika WBK kini semakin di mutakhirkan.

Dari berbagai inovasi yang dibuat tersebut juga diperlukan evaluasi. Ukurannya adalah seberapa banyak inovasi tersebut berdampak langsung oleh masyarakat. "Berapa banyak inovasi itu telah digunakan," katanya. (Humas Kemenkumham Jatim)

foto lainnya

 WhatsApp_Image_2020-08-12_at_08.59.16.jpeg

 


Cetak   E-mail